Citra Guru Kian Merosot,
Tingkatkan Tanggungjawab
PDG PARIAMAN, GARDA MINANG
Peralihan pemerintahan, perkembangan budaya yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan informasi, serta berubahnya orientasi dan tujuan hidup, secara langsung dan tidak langsung telah membuat citra guru kini merosot di tengah masyarakat. Akhirnya terjadi krisis kepercayaan kepada institusi yang berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni sekolah.
Bupati Padang Pariaman, diwakili Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Padang Pariaman, Drs. Sudirman, memaparkan hal itu ketika memberi arahan pada pembukaan Diklat Penghitungan Angka Kredit (PAK) Guru SD di lingkungan Pemkab Padang Pariaman, beberapa waktu lalu, di INS Kayu Tanam.
Peluang Masuk Surga
` Sehubungan dengan itu, bupati meminta guru agar melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan disiplin, yang disertai dengan “nawaitu” yang baik, yaitu demi pengabdian kepada Allah SWT, bangsa dan negara.
Sebab, pondasi pembangunan karakter bangsa adalah pendidikan dasar. Di sinilah letak mulianya tugas yang diemban guru SD/MI dan SMP/Tsanawiyah. Karena itulah ke depan, kita tidak ingin lagi mendengar, adanya guru SD yang meninggalkan kelas dalam kegiatan belajar mengajar yang mengakibatkan murid seperti “ anak ayam yang kehilangan induk “, atau absen tanpa halangan yang masuk akal, tidak memeriksa PR dan tidak peduli dengan kehadiran, akhlak dan budi pekerti muridnya. Begitu juga hendaknya guru yang mendidik dan mengajar di SLTP dan SLTA.
Jika semua guru sudah melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan disiplin, akan hilang dengan dengan sendirinya krisis kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.
Tak dapat kita pungkiri, kata bupati, sejak tahun 1990-an, terdapat krisis akhlak di kalangan generasi muda dan pelajar.Hal ini dibuktikan dengan prilaku dan tata karma mereka yang tidak sesuai dengan filosofi “ adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah “,atau “ kato nan ampek “.
Agar tidak berlarut-larut, sekolah harus mengembalikan fungsinya sebagai pusat kebudayaan, pendidikan dan keterampilan.
Untuk itu, saya menghimbau para guru, lebih-lebih yang mendidik dan mengajar di SD, agar melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan disiplin, yang disertai dengan “ NAWAITU “ yang baik, yaitu demi pengabdian kepada Allah SWT, bangsa dan negara.
Bupati menambahkan, bahwa setiap manusia, akan mempertanggungjawabkan kehidupan dunianya di akhirat kelak. Dan pada hari berbangkit, malaikat akan menanyakan dan mempertimbangkan, sejauh mana amal ibadah yang telah kita perbuat ketika hidup di dunia.
Ternyata, memberikan ilmu yang bermanfaat, salah satu amal ibadah, yang jadi bahan pertimbangan malaikat sebelum seseorang dimasukkan dalam surga. Pada umumnya, seseorang menerima ilmu yang bermanfaat, melalui pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Dengan demikian, peluang yang paling besar untuk masuk surga adalah tenaga fungsional, yang mendidik dan mengajar di sekolah, baik di SD/MI, SMP/Tsanawiyah, maupun di SMA/SMK/Aliyah, tegas bupati.
Oleh karena itu, kepada para peserta saya berpesan agar dengan sungguh-sungguh dan disiplin mengikuti Diklat ini. Sebab, disiplin merupakan kunci keberhasilan.
Usai Diklat ini, kembangkan kepada guru lain sehingga bisa pula menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana,Drs. M Yasmil Zen Dt. Simarajo melaporkan,bahwa Diklat tersebut berhasil dilaksanakan berdasarkan keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit.
Pesertanya 40 orang, yang terdiri atas guru SD, staf Dikora dan BKD Padang Pariaman.Khusus guru SD, berusia maksimal 48 tahun, pendidikan minimal D.II/A.II dan dikirim oleh Kacabdin Dikoranya masing-masing. Tujuannya, guru dan tenaga administrasi kependidikan memahami penilaian system langkah kredit untuk kenaikan pangkat guru SD.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar