Kamis, 17 Januari 2008

Edisi 224 (Pariwara)

Sumbar Boleh Bangga,

Kontrak Tiga Proyek Besar Ditandatangani


--Kelok 9, Duku Fly Over dan Jalan Kiliran Jao-Sei Dareh

AGAR pertumbuhan ekonomi masyarakat lebih baik lagi, maka Sumatera Barat harus membuka akses jalan lebih banyak lagi, terutama akses jalan menuju daerah tetangga dan provinsi lainnya. Saran yang disampaikan oleh salah seorang Menteri Republik Indonesia kepada Gubernur Sumbar H. Gamawan Fauzi tersebut saat ini sudah mendekati kenyataan.

Masyarakat Sumatera Barat sudah sepatutnya berbangga diri, karena untuk mewujudkan hal itu, Selasa (18/12) di Pangeran Beach Hotel telah dilakukan penandatanganan kontrak pembuatan jembatan kelok 9, Duku Fly Over dan pembuatan jalan Kiliran Jao-Sei Dareh-Junction (Koto Baru) yang dibiayai dengan dana APBN tahun jamak dan LOAN ADB ditambah dengan APBN di Provinsi Sumatera Barat. Tidak tanggung-tanggung, tiga proyek besar ini akan menelan dana sekitar Rp.350 milyar

Pembuatan Jembatan Kelok 9

Secara umum ruas jalan Bukittinggi- Pekanbaru adalah ruas jalan nasional yang merupakan jalan penghubung lintas tengah Sumatera dengan pantai Timur Sumatera. Kelok 9 pada ruas tersebut, tepatnya pada kilometer 143 dari Padang yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan berat, truk gandeng maupun trailer. Dalam pertemuan IMS-GT (Indonesia-Malaysia-Singapura Growth Triangle) dinyatakan betapa pentingnya jalur strategis Padang-Dumai atau Bukittingi-Pekanbaru untuk arus barang dan jasa guna mengakomodasi pertumbuhan ekonomi. Angkutan transportasi yang paling tepat untuk jalur strategis tersebut adalah angkutan darat karena jaraknya relatif pendek atau hanya sekitar 220 km.

Sekarang pertumbuhan lalu lintas angkutan darat dari Bukittinggi-Pekanbaru sudah mencapai 6% pertahun dengan rata-rata 7.900 kendaraan perhari dan tidak mungkin akan tersaingi dengan angkutan lain seperti angkutan udara. Perbaikan alinyemen jalan kelok 9 adalah pilihan yang paling tepat untuk dilaksanakan sehingga kendaraan truk gandeng dan trailer dapat berjalan lancar.

Tahapan Perencanaan

-Prliminary Disain : Tahun anggaran selesai Desember 2001. Sumber dana APBN dengan konsultan perencana PT. Angkasa Upakarti. Sedangkan untuk detail disainnya dibagai dua yaitu untuk tahun anggaran 2002 ada yang menggunakan dana APBN dengan perencana PT.Terasis Erojaya dan ada juga yang menggunakan dana APBD Provinsi Sumbar dengan konsultan perencana PT. Virama Karya yang mengerjakan panjang jembatan 964 meter dan panjang jalan 1.573 meter.

Dalam perencanaan ada beberapa prinsip yang menjadi acuan utama yaitu menjaga nilai histories (sejarah) jalan kelok 9 yang lama dan memberikan sumbangan bagi keindahan alam lingkungan kawasan kelok 9.

Pembangunan Jembatan Duku Fly Over Umum

Padang sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Barat dengan penduduk mencapai 868.000 jiwa saat ini sedang berkembang pesat khususnya diwilayah kota bagian utara. Faktor-faktor untuk pemicu pertumbuhan penduduk regional tersebut adalah beroperasinya Bandara Internasional Minagkabau (BIM), mulai berkembangnya jkawasan industri Padang serta diikuti dengan tumbuh pesatnya sentral perekonomian yang baru mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah arus lalu lintas dikawasan simpang susun Duku lebih dari 26.700 kendaraan setiap hari.

Pembangunan jembatan duku fly over ini dapat memberikan solusi terhadap permasalahan lalu lintas yang keluar masuk BIM, Bukittinggi, Teluk Bayur dan pusat Kota Padang. Selain itu juga bertujuan untuk tercapainya kenyamanan dan mencegah terjadinya kecelakaan pada persimpangan duku tersebut serta untuk mengantisipasi meningkatnya pertumbuhan lalu lintas pada tahun-tahun berikut.

Pembangunan Jalan Kiliran Jao-Sei Dareh-Junction

Jalan ini perencanaan teknisnya dibuat sejak tahun 2004 dan pekerjaan fisiknya dilaksanakan dengan sumber dana LOAN ADB + APBN mulai tahun anggaran 2007 –tahun 2009. Ruas jalan Kiliran Jao-Sei Dareh-Junction merupakan ruas jalan yang lalu lintasnya sudah padat dan dilewati oleh kendaraan truk muatan berat dengan kondisi jalan rusak sehingga mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

Jenis penanganan pekerjaan adalah peningkatan jalan dengan pelebaran jalur lalu lintas dari yang ada sekarang 6 meter menjadi 7 meter dan pelapisan ulang dengan hot mix. Adapun tujuan dari pembangunan ini adalah untuk memperlancar arus barang dan penumpang dari provinsi Jambi menuju daerah-daerah di Provinsi Sumatera Barat dan sebaliknya

Manfaat yang ingin dicapai yaitu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Sumbar pada umumnya dan masyarakat kabupaten Dharmasraya serta kabupaten Sawahlunto Sijunjung yang dilewati oleh ruas jalan ini.

Kegiatan pembangunan jalan wilayah Selatan dengan nilai kontrak Rp.83.363.197.754,99 ini berasal dari ADB RR2P sebesar Rp57.520.606.450,99 dan dari APBN sebesar Rp.25.842.591.304,05 waktu pelaksanaannya selama 540 kalender denagn lama waktu pemeliharaan 365 hari kalender, dengan nama konsultan Katahira & engineers internasional.

Gubernur Sumatera Barat H. Gamawan Fauzi ketika memberikan sambutan saat penandatangan kontrak itu mengatakan tujuan dibukanya akses ini selain untuk menambah daya tarik bagi dunia pariwisata juga akan sangat berpengaruh kepada masyarakat terutama kepada pedagang.

“Kalau proyek ini telah selesai, maka para pedagang atau petani akan membeli sesuatu maupun akan menjual dagangannya tidak akan mengeluarkan biaya yang besar. Sebab ada juga dana sekitar Rp. 253 milyar diluar dana ini yang diangarkan untuk perbaikan jalan dikecamatan-kecamatan dan bukan jalan provinsi saja. Sehingga pada akhirnya perekonomian masyarakat dengan sendirinya akan terangkat,” ujar Gamawan.

Dikatakan Gamawan Fauzi, perbaikan jalan lintas adalah asset ke provinsi tetangga seperti ke Bengkulu, Sumatera Utara melalui Pasaman yang dananya ada sekitar Rp.60 milyar dari APBN.

Dirjen jalan dan jembatan wilayah barat pada Dirjen Binamarga pusat Ir. Hediyanto, MSC yang juga hadir pada penadatangan kontrak itu mengingatkan agar para rekanan (kontraktor) harus terbuka terhadap siapapun juga, baik kepada wartawan, mahasiswa maupun kepada masyarakat tentang proyek yang dikerjakannya. Selain itu Hediyanto yang telah banyak makan asam garam di Sumatera Barat sebagai esselon II mengatakan sebaiknya para kontraktor bekerja sesuai dengan kontrak kerja dan bestek.

Para kontraktor jangan suka mengulur-ngulur waktu,. Kalau dapat selesaikan pekerjaan sebelum batas waktu yang ditetapkan. Sebab hal itu juga akan memberikan keuntungan kepada kontraktor itu sendiri,” ujar Hediyanto seraya mengatakan saat ini Sumatera Barat mendapat peringkat II se Indonesia dalam hal penataan jalan dan jembatan.


Tidak ada komentar: